Buat kamu yang belum tahu, Labubu adalah karakter boneka monster lucu yang diproduksi oleh PopMart, sebuah perusahaan mainan asal China. Karakter imut ini sudah ada sejak tahun 2015. Namun, namanya semakin meroket setelah PopMart menandatangani lisensi dengan penciptanya pada tahun 2019.
Yang bikin heboh, di tahun 2024 ini, Labubu jadi viral banget dan diminati oleh banyak orang. Bahkan, orang rela antre hingga 17 jam hanya demi mendapatkannya! Gak cuma itu, harga boneka ini juga melonjak tajam hingga jutaan rupiah. Nah, kamu pasti bertanya-tanya, kok bisa sih boneka ini sampai begitu booming? Yuk, kita bahas alasan di balik fenomena ini!
1. Pengaruh KOL Mega: Lisa BLACKPINK
Salah satu faktor utama yang membuat karakter ini menjadi sangat populer adalah karena pengaruh Lisa BLACKPINK. Sebagai salah satu Key Opinion Leader (KOL) mega, bahkan melampaui batas mega, Lisa memiliki followers ratusan juta di media sosial. Pengaruh Lisa sangat besar, bukan hanya di Korea Selatan tetapi di seluruh dunia. Postingan Lisa yang menampilkan Labubu berhasil membuatnya semakin terkenal.
Ketika Lisa memposting foto dengan boneka ini, para fans-nya langsung tertarik. Karena jumlah pengikut Lisa sangat luas dan beragam secara geografis maupun demografis, postingan ini menjangkau banyak orang dari berbagai belahan dunia. Tidak butuh waktu lama hingga karakter ini menjadi perbincangan panas, dan semua orang ingin memilikinya.
2. Emotional Buying
Awalnya, boneka ini hanyalah sebuah gantungan kunci biasa, seperti yang sering kamu temui di toko-toko mainan. Tapi, karena pengaruh besar dari postingan KOL seperti Lisa, gantungan kunci ini tiba-tiba berubah menjadi barang yang punya nilai emosional tinggi. Karakter ini tidak lagi hanya sekadar boneka, tetapi menjadi simbol eksklusivitas dan koleksi yang sangat diinginkan.
Dalam dunia pemasaran, fenomena ini dikenal sebagai emotional buying, di mana konsumen membeli sesuatu karena keterikatan emosional, bukan hanya karena kebutuhan. Eksklusivitas produk seperti ini menciptakan rasa urgensi yang memicu impulsive buying—konsumen merasa terdorong untuk membeli secara spontan sebelum barang tersebut habis. Apalagi dengan nilai koleksi yang ditawarkan, boneka ini jadi makin menarik di mata para kolektor.
3. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out)
Salah satu alasan lainnya mengapa karakter ini begitu diminati adalah karena adanya FOMO atau Fear of Missing Out. Ketika sesuatu menjadi viral, orang-orang yang awalnya tidak terlalu peduli jadi penasaran. Mereka khawatir kalau gak ikut-ikutan membeli, mereka akan ketinggalan momen. Hal ini yang membuat antrian untuk membelinya semakin panjang.
Orang-orang rela antri dari subuh sampai tengah malam hanya demi mendapatkan boneka ini. Fenomena FOMO ini memang sudah sering terjadi dalam dunia pemasaran, terutama untuk produk yang memiliki eksklusivitas tinggi. Semakin banyak orang yang membicarakan atau memamerkan barang tertentu di media sosial, semakin banyak pula orang yang ingin ikut memilikinya. Gak heran deh, boneka ini jadi rebutan banyak orang!
4. Eksklusivitas yang Langka
Selain karena FOMO, faktor eksklusivitas juga memainkan peran besar dalam kepopuleran karakter ini. PopMart sering kali memproduksinya dalam jumlah terbatas, sehingga produk ini sulit untuk didapatkan. Ketika suatu barang menjadi langka, orang-orang cenderung merasa lebih terdorong untuk memilikinya.
Eksklusivitas ini menciptakan kesan bahwa hanya sebagian orang yang bisa memiliki karakter tersebut, yang tentu saja menambah daya tariknya. Bagi para kolektor, memiliki sesuatu yang langka dan eksklusif memberikan kebanggaan tersendiri. Ini juga yang menyebabkan harga boneka ini melonjak hingga jutaan rupiah di pasar sekunder.
5. Kombinasi Antara Hype dan Tren
Tidak bisa dipungkiri, hype adalah salah satu faktor pendorong utama dalam fenomena ini. Ketika sebuah produk tiba-tiba menjadi tren, apalagi didukung oleh influencer besar seperti Lisa BLACKPINK, orang-orang akan dengan cepat mengikuti tren tersebut. Begitu tren ini menyebar, semakin banyak orang yang tertarik untuk ikut bergabung dan mendapatkan boneka tersebut.
Tren seperti ini sering kali bersifat sementara, tapi efek yang dihasilkan sangat besar dalam waktu singkat. Karakter ini, yang mungkin awalnya hanya dikenal oleh segelintir orang, sekarang menjadi mainan incaran banyak orang di seluruh dunia. Ini menunjukkan bagaimana kekuatan media sosial dan influencer dalam membentuk tren serta mempengaruhi perilaku konsumen.
Kesimpulan
Fenomena berburu Labubu ini merupakan contoh nyata bagaimana pengaruh media sosial, KOL mega seperti Lisa BLACKPINK, dan fenomena FOMO bisa mengubah produk biasa menjadi barang yang sangat diinginkan. Dari sekadar gantungan kunci boneka biasa, kini boneka ini memiliki nilai emosional dan eksklusivitas yang membuat orang rela antri hingga berjam-jam untuk mendapatkannya.
Pengaruh besar dari KOL, tren FOMO, dan eksklusivitas produk menciptakan dorongan untuk membeli secara impulsif. Jadi, kalau kamu penasaran kenapa orang-orang berburu karakter ini, jawabannya ada pada kombinasi antara emosi, tren, dan eksklusivitas yang berhasil membuat boneka ini menjadi begitu populer di tahun 2024.